Entrepreneurship adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Entrepreneurship merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya atau kiprahnya.

Pengertian Entrepreneur : “An entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on those opportunities”.

Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan, inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/ meningkatkan pendapatan.

Karakter Entrepreneur

  1. Percaya diri
  2. Berorientasi tugas dan hasil
  3. Berani mengambil risiko
  4. Berjiwa kepemimpinan
  5. Berorientasi ke depan
  6. Keorisinalan
  7. Disiplin
  8. Tanggung jawab

Urgensi dari Pengajaran Entrepreneurship di Sekolah

Tak bisa dipungkiri, kemajuan zaman saat ini, menuntut kita untuk menjadi individu-individu yang kreatif, inovatif dan mandiri agar mampu menghadapi tantangan yang ada. Kegiatan Entrepreneurship sangat mendukung untuk memupuk jiwa-jiwa tersebut sejak dini. Karena menurut Psikolog Anak, Rina Mutaqinah Taufik, pendidikan wirausaha untuk anak sejak dini ini sangat baik.

Namun sebelumnya, si anak harus dibekali tentang nilai tanggung jawab, cara mengelola uang secara sederhana, dan mengelola waktu untuk belajar dan berwirausaha. Hal sederhana yang bisa dilakukan misalnya tentang mengelola uang jajan yang diberikan orang tua—sebagian untuk jajan makanan yang sehat, sebagian untuk menabung, dan sebagian lagi untuk sedekah. Selain itu, anak harus dibekali dengan pengetahuan tentang bagaimana mencari uang. Tentu saja cara ini memerlukan konsistensi orangtua terhadap aturan.

Tahap selanjutnya, si anak mulai diajarkan berbisnis kecil-kecilan. Misalnya, menjual makanan ringan ke teman-teman sekolahnya. Dengan syarat, orangtua harus benar-benar melihat kemampuan si anak, agar tidak membebani ketika belajar di sekolah. Dengan demikian, anak akan memiliki keahlian mendasar untuk menjadi seorang pengusaha. Ia akan belajar mengetahui modal awal, harga jual, dan laba dari penjualan. Secara mental, akan merangsang kreativitas anak dan membentuk kesadaran bahwa mencari uang itu tidak mudah. Dan secara tidak langsung, ia juga belajar matematika, marketing, komunikasi, dan lain sebagainya.

Jadi, untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Tentu saja jiwa wirausaha pada diri anak tidak serta-merta ada, tapi memerlukan latihan bertahap. Bisa dimulai dari hal-hal kecil dalam aktivitas keseharian

Pelaksanaan Entrepreneurship di SD Islam Kreatif Mutiara Anak Sholeh

Secara garis besar, Entrepreneurship disini memanfaatkan hasil karya dari peserta didik yang terintegrasi dengan mata pelajaran Seni Budaya dan Ketrerampilan (SBK). Hasil karya tersebut dikumpulkan kepada guru SBK yang kemudian akan dijadikan satu oleh koordinator Entrepreneurship. Setelah dikumpulkan kepada koordinator, maka akan di packing yang selanjutnya akan dipamerkan atau dijual di gift shop.

Selain itu, hasil karya peserta didik juga bisa diletakkan di beberapa tempat-tempat kosong di lingkungan sekolah yang dapat memperindah lingkungan sekolah. Untuk penyelenggaraan gift shop, peserta didik yang akan melaksanakannya. Jadi mereka akan belajar tentang pembukuan dari penjualan di gift shop tersebut. Selain itu, hasil dari penjualan itu sendiri akan kembali ke peserta didik juga.

Langkah-langkah Pelaksanaan Entrepreneurship :

  1. Peserta didik membuat hasil karya yang telah ditentukan pada mata pelajaran SBK atau bisa juga peserta didik membuat hasil karya dari kreatifitas mereka masing-masing
  2. Peserta didik mengumpulkan hasil karya tersebut kepada guru mata pelajaran SBK atau guru kelas masing-masing
  3. Guru mata pelajaran SBK atau guru kelas menyeleksi hasil karya yang sekiranya bagus dan mempunyai nilai jual serta layak untuk di display
  4. Setelah hasil karya peserta didik diseleksi oleh guru mata pelajaran SBK atau guru kelas masing-masing, hasil karya diserahkan kepada koordinator entrepreneurship
  5. Koordinator membuat packaging dari hasil karya tersebut lebih menarik dan siap untuk dijual di gift shop ataupun memamerkan hasil karya tersebut di tempat-tempat terbuka di lingkungan sekolah
  6. Peserta didik yang tertarik untuk membeli hasil karya tersebut, dapat menghubungi Contact Person pada hasil karya tersebut
  7. Setiap peserta didik berkewajiban untuk merawat semua hasil karya yang di display

Langkah-langkah Pelaksanaan Gift Shop :

  1. Setiap hari ada jadwal piket peserta didik untuk menjaga gift shop
  2. Peserta didik mencatat semua pemasukan dan pengeluaran dari gift shop
  3. Hasil dari gift shop kembali ke peserta

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *