Masa anak-anak adalah masa dimana perkembangan otak berjalan sangat efektif. Pada masa ini anak akan dikenalkan pada banyak hal yang akhirnya menimbulkan rasa ingin tahu yang kadang berlebihan. Dimasa ini pula bakat serta potensi akademis dan non akademis dari anak bermunculan dan sangat potensial untuk di salurkan ke berbagai bidang pendidikan, salah satunya adalah penddikan seni usia dini.
Seni merupakan hasil aktifitas batin yang di refleksikan dalam bentuk karya yang dapat membangkitkan perasaan orang lain. Dalam pengertian ini yang termasuk seni adalah kegiatan yang menghasilkan karya indah. Seni untuk pendidikan difungsikan sebagai media untuk memenuhi fungsi perkembangan anak, baik fisik maupun mental.
Berkaitan dengan perkembangan kemampuan seni bagi anak TK maka pembelajaran seni merupakan sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak dengan lebih banyak melibatkan kemampuan motorik halusnya. Sebagai proses kreatif, seni adalah ungkapan (expression) dari suasana hati. Ungkapan yang mempunyai arti dalam seni adalah ungkapan artistik, yang berasal dari kualitas “citra jiwa” atau “inti sari” terdalam dari perasaan. Oleh karena itu hanya beberapa pengungkapan saja yang disebut hasil kegiatan artistik, yaitu “ungkapan” yang membuat suatu bernilai ungkap. Tetapi sesuatu atau obyek yang tidak bersifat ungkap tidak dapat disebut sebagai hasil ekspresi atau karya seni. Dengan demikian seni sebagai hasil kegiatan kreatif sangat terbuka bagi berbagai penafsiran atau kesalahfahaman, sehingga tidak ada batasan yang cukup rapat untuk memagarinya.
Terkait kegiatan seni, motorik halus merupakan penggerakya. Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil. Oleh karena itu gerakan motorik halus tidak terlalu membutuhkan tenaga, akan tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat serta ketelitian. Keterampilan motorik halus akan lebih lama pencapaiannya dari pada keterampilan motorik kasar karena keterampilan motorik halus membutuhkan kemampuan yang lebih sulit. Misalnya konsentrasi control, kehati-hatian, dan koordinasi otot tubuh yang satu dengan yang lain. Seiring dengan pertambahan usia anak, kepandaian anak akan kemampuan motorik halus semakin berkembang dan maju pesat.
Dalam sebuah kegiatan pembelajaran, seni di kemas dalambentuk kegiatan sentra. Sentra merupakan komponen khusus yang membolehkan anak-anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan bermain yang mereka inginkan sendiri. Dalam sentra anak diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan anak lain, belajar secara individual atau berpasangan. Sentra ( pusat kegiatan ) adalah symbol yang menyediakan dunia mereka. Dalam “Dunia sentra” mereka dapat mencoba beberapa ide dan menyusun kembali kejadian dengan benar esuai dengan tingkat pemahamannya.
Sadangkan seni kriya sendiri memiliki arti sesuatu yang erat hubungannya dengan keterampilan tangan, atau kerajinan yang membutuhkan ketelitian untuk setiap detail karya seni yang akan dihasilkan. Sama juga sebuah karya seni yang dibuat dengan menggunakan keterampilan tangan (hand skill) dan memperhatikan segi fungsional (kebutuhan fisik) dan keindahan (kebutuhan emosional). Karya seni kriya dikategorikan sebagai karya seni rupa terapan nusantara. Dalam perkembangannya, karya seni kriya identik dengan seni kerajinan karena terlihat dari cara pembuatan Karya Seni Kriya dengan menggunakan tangan (hand made).
Dalam kegiatan sentra seni kriya ini diharapkan peserta didik mampu mengembangkan kemampuan “keterampilan dan seni” melalui berbagai macam kegiatan sederhana yang melibatkan fisik motorik halus seperti meremas, melukis (finger painting), meronce, menggunting, melipat, menganyam, mencocok, dan lain sebagainya.
Pada anak usia dini pemenuhan kebutuhan anak untuk berekspresi itu sangat dianjurkan mendapat bimbingan dan pembinaan secara sistematis dan berencana agar kesempatan berekspresi yang diberikan kepada anak benar-benar mempunyai arti dan bermanfaat baginya.
Jika mulai sejak dini anak diberikan bimbingan dan pembinaan yang sebaik-baiknya untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif dan menghayati emosi yang bergejolak dalam dirinya, maka daya fantasi atau imajinasi, daya kreasi dan perasaan estetis, anak memperoleh rangsangan untuk berkembang dengan sangat baik. Setiap anak mempunyai keinginan untuk menciptakan sesuatu, hasrat dan kemampuan yang ada pada anak dirangsang dan dibina sehingga memperoleh kesanggupan untuk menciptakan sesuatu dan merasa puas akan hasil ciptaannya. Rasa puas akan hasil ini merupakan dorongan bagi anak untuk ingin selalu menciptakan sesuatu yang baru yang mendorong anak menjadi lebih kreatif.