Kunjungan Virtual Belajarkelas 5 bersama Ustadzah Demy ke ANC FARM yang berlokasi di Sawotratap Gedangan. Kunjungan virtual dimulai pukul 11.00-12.00 WIB.

ANC Farm adalah Peternakan pengolahan hasil cacing tanah. Awal mula motivasi pak Rudi selaku pemilik budidaya cacing tananh tersebut adalah karena beliau ingin memanfaatkan limbah organik yang menjadi sampah bagi masyarakat. Salah satu jenis cacing yang dibudidayakan adalah cacing Lumbricul Rubellus. Cacing Lumbricus Rubellus adalah salah satu cacing yang memberikan banyak manfaat. Untuk budidaya cacing perlu menyiapkan lokasi. Cacing jenis ini sangat menyukai tanah yang bersifat basah( pH8-14 ) dengan banyak bahan-bahan organik di sekitarnya dapat tumbuh baik di area dengan kelembapan udara mencapai 15 – 30 %. Sedangkan suhu udara yang ideal bagi pertumbuhan cacing adalah berkisar 15 – 25 derajat celsius. Karena membutuhkan suhu yang tidak terlalu tinggi inilah, maka lokasi cacing Lumbricus sebaiknya diletakkan di tempat yang terlindung dari sengatan sinar matahari secara langsung.

Pemeliharaan cacing Lumbricus meliputi pemberian pakan, penggantian media, perkembangbiakan cacing, dan penanganan hama serta penyakit, hal yang harus dihindari, serta panen cacing Lumbricus.

  • Pemberian pakan dilakukan 3 hari sekali. Jika kita menanam sebanyak 1 kg, maka pakan yang disediakan adalah 1 kg juga. Pakan yang diberikan hendaknya dalam bentuk serbuk yang ditaburkan rata di atas media, namun jangan sampai pakan tersebut menutupi keseluruhan wadah. Pakan cacing ini berupa bahan sisa makanan organis seperti sayuran dan buah.
  • Penggantian media dilakukan jika telah banyak kokonnya atau sudah menjadi tanah. Rata-rata penggantian media adalah 2 minggu sekali.
  • Penanganan perkembangbiakan cacing. Cacing ini sangat mudah dalam pengembangbiakannya. Cacing dewasa akan berpidah ke pinggir wadah dan cacing kecil (anak cacing yang baru menetaskan berada ditengah wadah sehingga tidak perlu memindahkan cacing kecil dan cacing dewasa.
  • Penanganan hama dan penyakit. Hama yang menyerang cacing Lumbricus berupa tikus, serangga, burung, lipan, ayam, semut serta hewan pemangsa lainnya. Cara menanggulanginya adalah meletakkan jebakan tikus atau menaburkan kapur semut di sekitar media cacing tersebut.
  • Hal Yang Harus Dihindari. Dalam budidaya cacing Lumbricus, Anda harus menghindarkan bahan-bahan ini masuk ke dalam kotak pemeliharaan. Bahan-bahan tersebut adalah Ampas kopi dan teh, minyak atau bahan yang berminyak, bahan berbau keras, sabun dan bahan kimia, garam – gula, tulang atau daging, serta buah bersifat masam seperti jeruk.
  • Panen Cacing Lumbricus. Cacing Lumbricus dapat dipanen setiap tiga bulan sekali. Panen cacing Lumbricus dilakukan dalam dua bagian yaitu cacing itus sendiri dan bekas tanah cacingnya. Untuk memanen cacing cukup memberikan penerangan pada media tanamnya, maka cacing akan keluar dengan sendirinya. Bekas media cacing dapat dijadikan pupuk untuk tumbuhan.

 

Dalam kunjungan virtual  tersebut, anak-anak sangat antusias dalam memberikan pertanyaan terkait cacing Lubricul Rubellus.

Keya bertanya bagaimana cara membedakan cacing betina dan jantan? “Cacing merupakan hewan hemaprodit yaitu hewan yang memiliki 2 kelamin,” ujar pak Rudi

Bagus bertanya bagaimana cara menjaga kelembaban media pada cacing agar tidak kering? “Saya menyiram media cacing setiap sore agar tanah tidak kering” jawab pak Rudi.

Apa saja produk yang bapak hasilkan dari  cacing tananh tersebut? Saya menghasilkan produk seperti keripik cacing, kapsul dan serbuk cacing” ucap pak Rudi.

Serunya kunjungan belajar sevara virtual. Sangat mengasyikkan teman-teman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *